Aliran Modal Asing Masuk Rp8,99 Triliun, BI Catat Pekan Ini!

Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal investor asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp8,99 triliun pada pekan pertama Maret 2025. Angka ini menunjukkan adanya sentimen positif di kalangan investor asing, terutama melalui investasi di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN). Data ini disampaikan oleh Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya.

Menurut Denny, aliran masuk modal asing tersebut terutama berasal dari transaksi yang dilakukan antara 3 hingga 6 Maret 2025. Dalam periode tersebut, nonresiden atau investor asing tercatat melakukan beli neto sebesar Rp8,99 triliun, yang terdiri dari beli neto senilai Rp0,34 triliun di pasar saham dan Rp9,53 triliun di pasar SBN. Namun, terdapat juga aksi jual neto dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp0,88 triliun.

Penting untuk dicatat bahwa ini adalah pertama kalinya dalam enam minggu terakhir, nonresiden mencatatkan beli neto di pasar saham. Sebelumnya, terdapat tren penjualan aset oleh investor asing di pasar saham yang mencapai puncaknya seminggu sebelum periode tersebut, di mana aktivitas jual bersih tercatat signifikan.

Di sisi pasar SBN, pemerintah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada tanggal 4 Maret 2025, dengan total nominal yang dimenangkan mencapai Rp30 triliun dari delapan seri yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap instrumen utang pemerintah meskipun ada dinamika pasar yang bergejolak.

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025 sampai pekan pertama Maret, nonresiden tercatat melakukan jual neto senilai Rp20,12 triliun di pasar saham, beli neto Rp19,01 triliun di pasar SBN, dan Rp6,11 triliun di SRBI. Meskipun terdapat angka jual lebih besar di pasar saham, aliran investasi di SBN menunjukkan ketertarikan yang kuat dari investor asing.

Selaras dengan masuknya aliran modal asing, pada 7 Maret 2025, nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan. Rupiah dibuka di level bid Rp16.320 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya yang berkisar Rp16.325 per dolar AS. Dalam perdagangan pada sore hari yang sama, rupiah ditutup menguat 0,28% di level Rp16.294 per dolar AS, dengan indeks dolar Amerika Serikat yang melemah 0,22% ke level 103,800.

Namun, imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun mengalami sedikit kenaikan dari 6,85% pada 6 Maret menjadi 6,87% pada hari berikutnya. Ini menunjukkan respons pasar terhadap dinamika aliran modal asing yang terjadi. Sementara itu, yield dari surat utang pemerintah AS juga mengalami kenaikan ke level 4,278%.

Para pejabat BI menjelaskan bahwa penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh rebound-nya modal asing di pasar saham. Sejak pekan sebelumnya, rupiah mengalami pelemahan yang cukup dalam akibat keluarnya modal asing yang besar. Namun, dengan adanya laporan positif dari lembaga keuangan internasional seperti JP Morgan yang menaikkan peringkat saham perbankan Indonesia, termasuk Bank Central Asia (BCA), hal ini memberikan dampak positif terhadap penguatan nilai tukar rupiah.

Dalam analisis Denny, rebound aliran modal asing ini menunjukkan perbaikan dalam sentimen pasar dan optimisme terhadap ekonomi Indonesia. Ia menuturkan bahwa aktivitas pasar saham yang kembali meningkat dan respons positif dari investor asing berkontribusi terhadap pergerakan nilai tukar rupiah yang lebih stabil pasca periode turbulensi sebelumnya.

Dengan demikian, aliran masuk modal asing yang signifikan pada pekan pertama Maret ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia dan kemungkinan penguatan lebih lanjut dalam jangka pendek. Para pelaku pasar dan investor diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk meraih peluang investasi yang optimal.

Back to top button