
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor, baru-baru ini mengungkapkan kekagumannya terhadap situasi sepak bola di Indonesia. Dalam pernyataan yang diungkapkan setelah menjabat di bawah pelatih kepala Patrick Kluivert, Pastoor tertegun melihat bagaimana para pemain yang sebelumnya dianggap biasa mampu meraih status bintang di tanah air.
Alex Pastoor yang debut bersama staf pelatih baru di bulan Maret lalu, mengalami masa yang kurang mengesankan saat timnya kalah 1-5 dari Australia. Meski demikian, hanya dalam waktu lima hari, Timnas Indonesia berhasil bangkit dan menang tipis 1-0 melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Kemenangan tersebut tidak hanya menyelamatkan muka Timnas, tetapi juga membawa harapan untuk melangkah ke Piala Dunia 2026.
Salah satu hal yang paling mengesankan bagi Pastoor adalah atmosfer dukungan dari para suporter. Ia mengamati dengan seksama bagaimana pemain-pemain yang baru dinaturalisasi dari Eropa, meskipun datang sebagai atlet biasa, langsung berubah menjadi bintang lapangan setelah tampil di depan ribuan penggemar. “Mereka naik pesawat sebagai pemain sepak bola biasa dan turun lagi sebagai bintang. Itu sungguh istimewa,” ungkap Pastoor.
Hal ini juga tercermin dari lonjakan popularitas para pemain tersebut. Sejumlah pemain seperti Dean James, Emil Audero, Ole Romeny, dan Joey Pelupessy telah menambah jajaran pemain yang menjadi idola di Indonesia. Meskipun tidak dikenal secara luas di Eropa, nama-nama ini kini banyak dikenal dan diidolakan oleh para penggemar, yang terlihat dari jumlah pengikut akun media sosial mereka yang meningkat drastis.
Memang, situasi ini sangat mencolok saat salah seorang pemain, Calvin Verdonk, menceritakan pengalaman hidupnya di Indonesia. Menurutnya, ia kesulitan untuk sekadar berjalan-jalan karena selalu dikenali oleh penggemar yang meminta foto dan berbincang. “Di sini, kami seperti superstar,” ujar Verdonk.
Menghadapi masa depan, PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) telah menetapkan bahwa Timnas Indonesia akan memulai persiapan lebih awal untuk menghadapi dua laga penting melawan China dan Jepang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pemusatan latihan dipastikan dimulai pada 26 Mei 2025 di Bali, yang dianggap strategis untuk mempersiapkan skuad.
Pertandingan pertama Indonesia akan diadakan di SUGBK melawan China pada 5 Juni 2025, diikuti oleh laga tandang melawan Jepang pada 10 Juni. Ini menjadi momen krusial bagi Timnas, karena dua hasil pertandingan ini akan menentukan peluang Indonesia untuk melaju ke ajang prestisius. Meskipun peluang untuk secara langsung lolos cukup tipis, posisi ketiga yang memungkinkan mereka memasuki babak play-off masih dalam jangkauan.
Meskipun belum ada daftar nama pemain yang diumumkan untuk pemusatan latihan, Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, begitu optimis dengan kedatangan Kluivert yang diharapkan segera menyusun rencana taktis yang efektif. Tim Garuda saat ini duduk di peringkat keempat Grup C dengan 9 poin, tertinggal satu poin dari Arab Saudi dan empat poin dari Australia.
Dengan semangat yang tinggi dan dukungan luar biasa dari masyarakat, Pastoor dan timnya diharapkan mampu memaksimalkan peluang mereka. Kemenangan di dua laga mendatang menjadi hal yang wajib untuk dapat terus bermimpi mengikuti jejak pentas dunia. Kesuksesan ini tidak hanya bergantung pada pemain dan pelatih, tetapi juga pada optimisme dan partisipasi penuh dari para penggemar Indonesia yang selalu setia mendukung Timnas menghadapi tantangan ini.