
Psikolog klinis Lita Gading telah menanggapi tangisan Lisa Mariana yang ditayangkan dalam siniar bersama dr. Richard Lee dengan pandangan skeptis. Menurutnya, air mata Lisa saat berbicara tentang masa lalunya lebih merupakan upaya untuk menarik simpati publik, bukan kesedihan yang mendalam. Lita Gading, dalam unggahan TikTok-nya, menyatakan bahwa Lisa, yang mengklaim sebagai mantan selingkuhan Ridwan Kamil, mungkin berusaha menciptakan perhatian publik karena takut dilaporkan kepada pihak berwajib.
“Jangan kalian kecele guys, dia menangis itu bukan karena menangisi nasib dia, tetapi untuk minta perhatian dan belas kasihan kalian karena dia mau dilaporkan sama RK,” ujar Lita. Lita menilai tangisan tersebut sebagai bentuk manipulasi emosional yang tidak seharusnya dihadapi dengan rasa iba oleh masyarakat.
Gading juga mengkritik sikap Lisa yang terus menuntut pertanggungjawaban dari Ridwan Kamil. Ia berpendapat bahwa tindakan ini keliru dan justru mengekspos kesalahan Lisa di masa lalu. “Kalau mau jadi orang, mbok ya yang baik-baik. Apalagi jadi pelakor, nggak boleh,” tegasnya. Lita secara terang-terangan menyatakan bahwa dirinya tidak mendukung gerakan “woman support woman” dalam konteks ini karena Lisa dianggap telah merusak rumah tangga orang lain.
Dari pandangannya, tindakan Lisa Mariana bukan hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga menempatkan dirinya dalam posisi yang lebih buruk dengan menciptakan stigma. “Kalian nggak boleh merasa iba terhadap orang yang menangis-nangis karena ulahnya sendiri. Itu adalah risiko dan konsekuensi yang harus dia terima,” tambahnya.
Lita Gading juga mengingatkan masyarakat untuk tidak terjebak dalam emosi saat melihat tangisan publik seperti ini. Ia menilai bahwa Lisa seharusnya bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukannya. Meskipun Lita mengakui bahwa pasangan Ridwan Kamil juga memiliki kontribusi dalam masalah ini, ia lebih menyoroti peran perempuan dalam konteks merusak hubungan keluarga orang lain.
Sementara itu, Lisa Mariana selama wawancara tersebut mengaku menyesali tindakan di masa lalu. Ia merasa sakit sebagai seorang ibu dan mengungkapkan penyesalan yang mendalam. Menurutnya, memikirkan posisi sebagai istri sah Ridwan Kamil sering kali menghantuinya, dan hal ini memperdalam rasa sakitnya saat ini.
Tanggapan Lita Gading sejalan dengan pandangan banyak warganet, yang melontarkan komentar negatif terhadap sikap Lisa Mariana. Beberapa netizen mengekspresikan ketidaksetujuan mereka terhadap permintaan pertanggungjawaban Lisa, menilai bahwa ia sudah “menjual” sesuatu yang tidak seharusnya dijual dan harus menerima konsekuensinya.
Lisa sendiri mengungkapkan bahwa ia belum sempat meminta maaf secara langsung kepada Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil. Hal ini semakin memperburuk situasi dan menyebabkan banyak pihak mempertanyakan keikhlasan tangisannya.
Dalam konteks ini, Lita Gading menggarisbawahi bahwa meskipun Lisa mengalami tekanan mental dan fisik setelah melahirkan, semua itu merupakan konsekuensi dari pilihan hidup yang telah diambilnya. “Yang dirugikan adalah pihak perempuan,” katanya, menunjukkan bahwa situasi ini lebih kompleks dari sekadar tangisan di depan publik.
Isu ini menggambarkan ketegangan antara tanggung jawab individu dan eksposur publik, menciptakan diskusi mendalam tentang moralitas, hak wanita, dan dampak tindakan masa lalu. Ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana situasi ini berkembang dan apa tanggapan dari pihak-pihak yang terlibat.