
Agen bus di Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta, mengeluhkan penurunan jumlah penumpang yang signifikan saat musim mudik Lebaran 2025. Penurunan ini cukup mencolok, meskipun para agen dan perusahaan bus telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut lonjakan penumpang yang biasa terjadi pada waktu tersebut. “Sepi penumpangnya,” ungkap Yuli, seorang agen bus yang beroperasi di terminal tersebut.
Menurut Yuli, penurunan tersebut diperkirakan mencapai 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ana, agen bus lainnya, menambahkan bahwa kondisi ini semakin parah, dengan penurunan jumlah penumpang mencapai sekitar 50 persen jika dibandingkan dengan mudik sebelumnya. Meskipun harga tiket bus untuk musim mudik Lebaran kali ini mengalami kenaikan, respons masyarakat terhadap tarif baru tampaknya tidak sesuai harapan.
Harga tiket untuk perjalanan bus eksekutif menuju Jakarta, misalnya, melonjak drastis, dari harga normal sekitar Rp200 ribu menjadi Rp500 ribu untuk keberangkatan antara 1-7 April 2025. Setelah itu, harga kembali turun menjadi Rp300 ribu untuk tanggal 8-13 April. Ana menilai, tingginya harga tiket berkontribusi pada berkurangnya minat masyarakat untuk menggunakan layanan bus.
“Saya rasa pengaruh ekonomi saat ini cukup besar. Masyarakat sedang menghadapi kesulitan, dan banyak yang memilih mudik gratis yang diadakan oleh pemerintah atau swasta,” ujarnya.
Dalam rangka mengantisipasi kemacetan selama masa angkutan lebaran, para agen bus telah memutuskan untuk memberangkatkan armada lebih awal. Dalam kebijakan ini, jam keberangkatan bus diatur lebih awal, misalnya, dari biasanya berangkat pukul 12 WIB, kini menjadi pukul 10 WIB. Langkah ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan dan memperlancar perjalanan penumpang.
Kepala Terminal Giwangan, Sigit Saryanto, memberikan gambaran tentang situasi saat ini. Ia mengatakan bahwa jumlah bus yang beroperasi di terminal tetap stabil seperti hari-hari biasa, yakni sekitar 700-750 bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP). Dia memprediksi bahwa puncak arus mudik akan terjadi pada akhir pekan, tepatnya pada Sabtu dan Minggu, 5 dan 6 April 2025, dengan estimasi jumlah penumpang bisa mencapai 27-28 ribu orang.
Sigit menyatakan bahwa jika bus reguler tak mencukupi untuk mengangkut penumpang, pihaknya telah menyiapkan bus cadangan untuk memastikan bahwa semua penumpang bisa terangkut. “Kami sudah melakukan persiapan dan jika diperlukan, bus cadangan akan siap operasional untuk membantu mengangkut penumpang,” imbuhnya.
Dengan situasi ini, para agen bus sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah dan instansi terkait untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memperhatikan juga kondisi ekonomi masyarakat. Penurunan jumlah penumpang di Terminal Giwangan bukan hanya sebuah statistik, tetapi juga sinyal tentang tantangan yang dihadapi oleh sektor transportasi di tengah kesulitan yang dialami masyarakat.
Pihak terkait perlu mempertimbangkan penyediaan alternatif transportasi yang lebih terjangkau dan nyaman bagi masyarakat agar arus mudik dapat berjalan lancar. Kondisi ini mencerminkan dinamika yang perlu diatasi demi kelancaran transportasi publik saat momen-momen penting seperti Lebaran, di mana tradisi mudik selalu menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.