Persaingan di posisi bek kiri Timnas Indonesia semakin ketat dengan hadirnya tiga nama pemain berkualitas, yaitu Calvin Verdonk, Dean James, dan Shayne Pattynama. Ketiga pemain ini, yang semuanya berkarier di Eropa, memiliki potensi untuk mengisi posisi vital tersebut. Dengan pelatih Patrick Kluivert yang kini memiliki pilihan yang lebih banyak, pertanyaan yang muncul adalah siapa yang akan menjadi starter untuk membela Merah Putih di laga-laga internasional mendatang.
Calvin Verdonk, yang sudah lebih dahulu menjadi Warga Negara Indonesia, menjadi salah satu kandidat terkuat. Pemain yang bernaung di klub NEC Nijmegen ini dikenal memiliki determinasi tinggi saat bertahan maupun membantu serangan. Kelebihannya terletak pada kemampuan melakukan eksekusi bola mati, serta keterampilan bertahannya yang baik, termasuk man to man marking dan zonal marking. Verdonk juga memiliki akurasi operan yang baik, yang membuatnya menjadi sosok ideal bagi posisi bek sayap. Namun, di balik kelebihan itu, Verdonk memiliki kekurangan, yakni cenderung mengandalkan long ball dan kurang memiliki ketepatan taktik dalam bertahan yang dapat menjadi masalah dalam situasi tertentu.
Di sisi lain, Dean James, yang baru saja bergabung dengan Timnas Indonesia setelah menjadi WNI pada 10 Maret lalu, kini menjadi pesaing serius bagi Verdonk. Pemain yang beraksi di Eredivisie ini juga menunjukkan kemampuan menyerang yang mencolok, dengan seringkali membantu penyerangan timnya. Sama seperti Verdonk, ia pun mampu menjadi eksekutor bola mati. Namun, kelemahan Dean terletak pada minimnya aksi bertahan dan kesulitan dalam duel udara, yang bisa menjadi titik lemah jika dihadapkan pada tim lawan yang mengandalkan set piece.
Sementara itu, Shayne Pattynama, yang memiliki postur fisik yang kuat, tampaknya tidak secepat rekannya dalam menjalankan peran sebagai bek sayap. Secara teknik bertahan, Shayne lebih unggul dibanding Calvin dan Dean; ia dapat diterapkan dalam sistem permainan defensif. Meskipun demikian, Shayne sering mengalami kesulitan dalam transisi dari bertahan ke menyerang, sehingga kinerjanya dapat terhambat dalam situasi serangan balik cepat. Kondisi ini memperkuat argumen bahwa meskipun ia memiliki skill bertahan yang baik, gaya permainan yang kurang lincah bisa menjadikannya pilihan yang kurang ideal dalam beberapa skenario pertandingan.
Seiring dengan semakin mendekatnya pertandingan internasional, pelatih Patrick Kluivert dihadapkan pada dilema yang kompleks. Ia harus menimbang kelebihan dan kekurangan masing-masing pemain dengan cermat. Menilik dari pertimbangan performa, kecocokan dengan skema permainan yang diterapkan, serta potensi kontribusi kepada tim, pemilihan starter di bek kiri akan menjadi krusial untuk memastikan kekuatan defensif sekaligus daya serang tim.
Kedepannya, laga persahabatan dan kompetisi resmi akan menjadi ajang bagi ketiga pemain tersebut untuk membuktikan kualitas mereka. Setiap pemain memiliki karakteristik dan kekuatan unik yang bisa dimanfaatkan secara optimal dalam formasi Timnas Indonesia. Penampilan gemilang di level klub diharapkan bisa menjadi jaminan saat mereka berkesempatan mengenakan jersey kebanggaan Merah Putih. Ini akan menjadi periode menarik bagi Timnas Indonesia, dimana pelatih dituntut untuk membuat keputusan strategis dalam membentuk tim yang solid dan kompetitif di kancah internasional.