
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memprediksi pertumbuhan positif untuk industri asuransi digital di Indonesia sepanjang tahun ini. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan konsumen menjadi faktor utama yang mendukung proyeksi tersebut. “Industri asuransi digital memiliki prospek yang cukup baik, sejalan dengan perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan konsumen,” katanya.
Meskipun terdapat harapan besar, kondisi saat ini pada Juni 2024 menunjukkan bahwa distribusi premi dari digital masih sangat rendah, yaitu hanya mencapai 0,8%. Hal ini jauh menurun dibandingkan dengan 2,3% pada periode yang sama di tahun 2023. Budi menekankan pentingnya kesiapan industri dan regulasi yang mendukung untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dari segi strategi, AAUI mencatat bahwa pendekatan digitalisasi berbeda antara segmen korporat dan ritel. Untuk segmen korporat, fokus lebih pada efisiensi proses administrasi dan pelaporan. Di sisi lain, tantangan bagi segmen ritel lebih kompleks, karena mencakup edukasi konsumen dan pendekatan berbasis kebutuhan. “Pengembangan asuransi digital untuk segmen retail memerlukan integrasi platform dan proses klaim yang cepat,” jelas Budi.
AAUI juga mengidentifikasi beberapa sektor yang berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan asuransi digital, seperti asuransi mikro, produk asuransi perjalanan, gadget, dan barang konsumsi yang dibeli melalui platform e-commerce. Asuransi kendaraan bermotor dan kesehatan yang terintegrasi dengan layanan kesehatan digital diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan.
Meski peluang terus terbuka, AAUI mencatat berbagai tantangan dalam memperluas adopsi asuransi digital. Tingkat literasi masyarakat mengenai asuransi digital masih rendah, dan infrastruktur teknologi yang belum memadai menjadi kendala. Budi juga menyatakan bahwa investasi dalam pembangunan platform digital harus terus didorong.
“AAUI mendukung anggotanya lewat program-program yang fokus pada penguatan kapasitas digital, edukasi pasar, dan advokasi regulasi untuk menciptakan ekosistem yang memungkinkan inovasi,” tegas Budi. Dalam konteks ini, AAUI aktif berkolaborasi dengan OJK dan kementerian terkait untuk mempercepat transformasi digital.
Pentingnya kolaborasi ini terlihat dalam berbagai inisiatif, termasuk pengembangan sandbox inovasi yang bertujuan memperluas akses asuransi ke masyarakat. “Kami juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mempercepat proses klaim,” tambahnya.
Namun, Budi memperingatkan bahwa beberapa produk asuransi dengan risiko tinggi masih harus dipindahkan ke luar negeri untuk penempatan reasuransi. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi, kebutuhan akan perlindungan risiko tetap ada.
Dengan menjaga fokus pada inovasi dan memperkuat kolaborasi di sektor ini, AAUI berupaya menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri asuransi digital. Seiring dengan berbagai langkah yang dilakukan, AAUI optimis bahwa industri ini akan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi. memastikan bahwa setiap segmen, baik korporat maupun individu, mendapatkan manfaat dari layanan asuransi yang lebih baik dan lebih efisien.