Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, melaporkan adanya 52 kasus penyakit kusta di wilayah tersebut. Penemuan ini menyoroti masalah serius yang dihadapi daerah ini dalam menangani dan mencegah penyebaran penyakit menular kronis ini. Kusta, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, menyerang kulit, sistem saraf tepi, dan saluran pernapasan atas, menjadi perhatian khusus bagi Dinkes yang berupaya meminimalisir dampak penyakit ini.
Penyakit kusta menular melalui percikan cairan dari saluran pernapasan, seperti saat penderita batuk atau bersin. Namun, tidak semua individu yang terpapar kusta akan terinfeksi. Gejala biasanya muncul setelah tiga hingga lima tahun, dan tidak terjadi penularan melalui hubungan seksual. Pentingnya pemahaman mengenai cara penularan ini dapat mencegah stigma yang sering menyelimuti para penderita.
Meskipun upaya pengawasan dan pengobatan terus dilakukan, seperti Program Pengawasan Minum Obat (PMO), Kabupaten Lebak belum sepenuhnya terbebas dari penularan kusta. Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai penyebab terbentuknya cluster kusta di daerah ini. Berikut adalah 8 penyebab utama tingginya kasus kusta di Kabupaten Lebak:
-
Ketidakpatuhan Pengobatan
Banyak penderita tidak menyelesaikan pengobatan yang dianjurkan, sehingga risiko penularan tetap ada. -
Rendahnya Kesadaran Masyarakat
Masih banyak warga yang kurang memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yang berpengaruh pada penularan penyakit. -
Kontak Dekat dengan Penderita
Kontak yang berulang dengan penderita kusta yang tidak diobati menjadi salah satu faktor risiko utama. -
Tinggal di Wilayah Endemik
Kabupaten Lebak termasuk daerah yang masih endemik kusta, sehingga risiko penularan sangat tinggi. -
Kondisi Imun yang Lemah
Individu dengan gangguan sistem imun lebih rentan terhadap infeksi, termasuk kusta. -
Kurangnya Edukasi Kesehatan
Minimnya program edukasi tentang kusta menyebabkan masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk mencegahnya. -
Stigma Sosial
Stigma negatif terhadap penderita kusta membuat mereka enggan untuk berobat atau mencari bantuan medis. - Keterbatasan Akses Pelayanan Kesehatan
Wilayah pedesaan di Kabupaten Lebak masih menghadapi tantangan dalam akses layanan kesehatan yang memadai, termasuk untuk pengobatan kusta.
Dari segi gejala, kusta dapat dikenali melalui bercak putih atau merah pada kulit yang kehilangan sensasi, penebalan kulit, hingga pembesaran saraf yang menyebabkan rasa sakit atau kehilangan sensasi. Gejala lain yang dapat muncul adalah masalah pada mata dan pengecilan otot yang mengakibatkan kelemahan tubuh. Masyarakat yang mengalami gejala tersebut dianjurkan untuk segera mencari perawatan kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dalam mengatasi masalah kusta, Dinkes Kabupaten Lebak berupaya mengedukasi masyarakat tentang penyakit ini sekaligus meningkatkan partisipasi mereka dalam program pengobatan. Pengobatan kusta, yang mencakup penggunaan antibiotik, dianggap efektif jika dijalani dengan disiplin oleh penderita. Selain itu, program monitoring untuk memastikan pengobatan yang dilakukan dapat mencegah penyebaran lebih lanjut.
Melihat situasi ini, langkah-langkah diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengobatan dan pencegahan, serta mengurangi stigma yang ada, untuk membangun lingkungan yang mendukung bagi pasien kusta di Kabupaten Lebak. Upaya bersama ini diharapkan dapat mengurangi kasus kusta dan membantu masyarakat hidup lebih sehat.