8 Fakta Menarik Asteroid 29 Amphirite Temuan Astronom Albert Marth

Pada tanggal 1 Maret 1854, seorang astronom Jerman bernama Albert Marth berhasil menemukan asteroid yang kini dikenal sebagai 29 Amphitrite. Penemuan ini terjadi di Observatorium South Villa, Regent’s Park, London, dan menjadi salah satu kontribusi penting dalam kajian astronomi, khususnya mengenai benda langit di antara Mars dan Jupiter, yang dikenal sebagai sabuk asteroid. Berikut delapan fakta menarik mengenai asteroid 29 Amphitrite.

Pertama, asteroid 29 Amphitrite merupakan bagian dari sabuk asteroid yang terletak di antara planet Mars dan Jupiter. Sabuk ini dikenal kaya akan objek-objek kecil, yang terbentuk dari materi yang tidak berhasil menjadi planet karena pengaruh gravitasi yang kuat dari Jupiter. Diperkirakan ada lebih dari 100.000 asteroid yang dapat ditemukan di area ini.

Kedua, asteroid ini tergolong dalam tipe S, yang umumnya terdiri dari silikat (batuan) dan nikel-besi. Komposisi ini membuatnya berbeda dibandingkan dengan asteroid lainnya yang mungkin memiliki kandungan yang lebih beragam.

Ketiga, 29 Amphitrite memiliki diameter sekitar 189,6 kilometer, menjadikannya lebih besar dibandingkan dengan 99 persen asteroid lain yang terdapat di sabuk utama. Ukurannya setara dengan luas negara bagian Maryland di Amerika Serikat. Ukuran yang signifikan ini diiringi dengan massa yang cukup besar, memberi asteroid ini pengaruh gravitasi lebih kuat dibandingkan objek kecil lainnya.

Keempat, asteroid ini mengorbit matahari setiap 1.490 hari atau sekitar 4,08 tahun sekali. Orbitnya berbentuk elips dengan kemiringan sekitar 6,1 derajat terhadap bidang ekliptika, menandakan bahwa jalurnya cukup stabil.

Kelima, 29 Amphitrite mencapai titik oposisi terhadap Matahari pada 13 Februari 2025. Dalam konteks astronomi, oposisi adalah kondisi saat sebuah benda langit terlihat terang dan mudah diamati dari Bumi, karena posisinya tepat berlawanan dengan Matahari.

Keenam, nama “Amphitrite” diambil dari nama dewi laut dalam mitologi Yunani, yang merupakan istri Poseidon, dewa laut. Penamaan ini diputuskan oleh George Bishop, pemilik observatorium tempat Marth melakukan pengamatan saat menemukan asteroid tersebut.

Ketujuh, asteroid ini berada pada jarak sekitar 1,38 AU dari Bumi, yang setara dengan sekitar 206,4 juta kilometer. Jarak tersebut menunjukkan bahwa asteroid ini tidak termasuk dalam kategori objek yang berpotensi membahayakan Bumi. Untuk sebuah asteroid dianggap berbahaya, ia harus memiliki diameter lebih dari 140 meter dan melewati jarak kurang dari 0,05 AU (7,5 juta kilometer) dari Bumi.

Kedelapan, para astronom sepakat bahwa 29 Amphitrite tidak berbahaya dan memiliki risiko tabrakan yang sangat rendah dengan Bumi. Penelitian lebih lanjut tentang asteroid ini akan berkontribusi pada pemahaman lebih baik mengenai sejarah tata surya dan evolusi benda langit.

Dari penemuan yang dilakukan oleh Albert Marth, asteroid 29 Amphitrite tidak hanya menambah daftar asteroid yang ada di tata surya, tetapi juga memberikan wawasan baru bagi ilmuwan dalam memahami komposisi dan orbit benda langit. Kesadaran akan keberadaan objek-objek seperti ini memperkuat pentingnya penelitian astronomi untuk mendalami sejarah dan asal-usul tata surya kita.

Berita Terkait

Back to top button