
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hampir 2 persen pada penutupan perdagangan Jumat (21/3/2025), mencatat penurunan sebesar 123,49 poin atau 1,94 persen, sehingga IHSG berada pada level 6.258,1. Penurunan ini mengulangi momen krisis di pasar saham yang terjadi pada Selasa (18/3/2025), ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa mengambil langkah menghentikan perdagangan sementara (trading halt) akibat fluktuasi yang ekstrem.
Kondisi pasar yang tidak stabil ini mencerminkan sentimen negatif yang melanda, membuat 476 saham mengalami penurunan, sementara hanya 135 saham yang berhasil menguat, dan 187 saham stagnan dalam perdagangan. Sektor-sektor yang terpuruk termasuk teknologi yang jatuh hingga 4,1 persen, diikuti sektor barang konsumsi nonprimer dan primer yang masing-masing turun 3,9 persen dan 2,6 persen. Sektor properti dan kesehatan juga tidak luput dari dampak negatif, turun masing-masing 2,4 persen dan 2,3 persen.
Namun, di tengah kelesuan ini, sejumlah saham justru mencatatkan kenaikan yang signifikan serta masuk dalam kategori top gainers. Beberapa saham yang mencuat meskipun IHSG terpukul hebat adalah:
- PT Perma Plasindo Tbk (BINO): Mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 34,3 persen, ditutup pada harga Rp 176.
- PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY): Mengalami lonjakan 25 persen, dengan harga penutupan mencapai Rp 2.750.
- PT Penta Valent Tbk (PEVE): Mencatatkan kenaikan 10,6 persen, ditutup pada Rp 290.
- PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP): Naik 10 persen menjadi Rp 11.
- PT Hillcon Tbk (HILL): Menguat 9,9 persen, ditutup pada Rp 322.
Kenaikan ini menjadi momentum positif di tengah tantangan berat yang dihadapi pasar, dan menunjukkan bahwa meskipun IHSG secara keseluruhan anjlok, tidak semua saham terpengaruh dengan cara yang sama.
Menurut analisis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, penurunan IHSG saat ini disebabkan oleh berbagai sentimen negatif, salah satunya adalah rebalancing yang dilakukan oleh FTSE Russell pada indeks global, termasuk sejumlah saham dari Indonesia. Pengumuman tersebut sering kali mengakibatkan fluktuasi harga saham yang tajam, menciptakan ketidakpastian di pasar.
Pengamat pasar menilai bahwa investor tetap perlu mencari peluang di tengah ketidakpastian ini. Melihat saham-saham yang menunjukkan pertumbuhan meskipun pasar dalam kondisi buruk dapat memberikan petunjuk bagi strategi investasi ke depan.
Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar saham Indonesia yang tetap memiliki potensi, meski tengah mengalami tantangan. Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang sentimen yang mempengaruhi pasar untuk dapat menentukan keputusan investasi yang bijaksana, terutama di saat seperti ini ketika pasar sedang berfluktuasi. Dengan adanya saham-saham yang mencatatkan kenaikan signifikan, investor diminta untuk tetap waspada namun optimis dalam mencari peluang di tengah gejolak IHSG.