
Di era modern, ancaman terhadap kedaulatan suatu negara tidak hanya berasal dari invasi militer langsung, tetapi juga melalui perang asimetris, serangan siber, dan intervensi politik. Namun, terdapat beberapa negara yang memiliki reputasi kuat dalam mempertahankan kedaulatannya meskipun menghadapi ancaman dari kekuatan militer yang jauh lebih besar. Berikut adalah lima negara yang sulit diinvasi hingga saat ini.
Rusia dikenal memiliki sejarah panjang dalam menanggapi invasi dari kekuatan asing. Dalam beberapa dekade terakhir, Rusia berhasil mengalahkan pasukan Napoleon dan Adolf Hitler, yang merupakan dua kekuatan militer terbesar pada zaman mereka. Dengan angkatan bersenjata yang terdiri dari 85.000 personel aktif, 3.500 pesawat militer, dan 7.000 rudal nuklir, negara ini menjadi salah satu negara dengan pertahanan paling mengesankan di dunia. Kehadiran senjata nuklir sebenarnya berperan penting dalam membuat negara-negara lain berpikir dua kali sebelum melancarkan serangan ke Rusia.
Amerika Serikat, sebagai negara adidaya, memiliki anggaran militer tahunan yang mencapai USD600 miliar. Dalam konteks ini, warga AS diizinkan memiliki senjata, yang nominalnya sekitar 112 senjata per 100 orang. Selain kekuatan militer, ekonomi AS yang merupakan yang terbesar di dunia menyediakan dukungan finansial yang cukup untuk upaya perang dalam jangka waktu yang panjang. Kapasitas produksi peralatan militer yang masif semakin mengukuhkan posisi Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sulit untuk diinvasi.
Korea Utara juga tidak kalah menakutkan dalam hal pertahanan. Dengan jumlah tentara aktif sekitar 700.000 dan tambahan 450.000 militer cadangan, negara ini memiliki kekuatan militer yang signifikan. Selain itu, Korea Utara dilengkapi dengan 458 pesawat tempur, 967 kapal perang, 4.200 tank, dan delapan hulu ledak nuklir. Sejarah mencatat bahwa, selama Perang Korea di tahun 1950-an, Korea Selatan bersama dengan Amerika Serikat tidak mampu menaklukkan Korea Utara, menegaskan lagi betapa sulitnya menjajah negara ini.
Iran, dengan letak geografis yang sangat strategis, juga menjadi salah satu negara yang sulit untuk diinvasi. Dikelilingi oleh pegunungan yang menjadikannya berpotensi sebagai benteng alam yang tangguh, Iran memiliki sekitar 500.000 personel militer dan dilengkapi dengan 1.658 tank, 137 pesawat tempur, serta amunisi nuklir yang canggih. Pangkalan rudal bawah tanah yang besarnya juga menambah elemen ancaman bagi siapapun yang berpikir untuk menyerang negara ini.
Negara terakhir dalam daftar ini adalah Swiss, yang dikenal karena netralitasnya dalam politik global. Swiss tidak memiliki musuh yang jelas dan menjalin hubungan baik dengan semua negara di sekitarnya. Selain itu, negara ini menyimpan aset-aset moneter dari negara adidaya dunia, seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Inggris, di bank-bank Swiss. Keberadaan aset ini menjadi alasan kuat mengapa negara-negara tersebut enggan menyerang Swiss.
Keberhasilan kelima negara ini dalam mempertahankan kedaulatan mereka bukan hanya ditentukan oleh kekuatan militer, tetapi juga melibatkan investasi dalam sektor intelijen, keamanan siber, diplomasi, dan pembangunan ekonomi. Strategi ini membantu memperkuat ketahanan nasional mereka secara keseluruhan dan menjadikan invasi ke negara-negara ini tantangan yang hampir mustahil. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dinamika geopolitik, perlindungan terhadap kedaulatan masih menjadi prioritas utama bagi banyak negara di dunia.