Timnas Indonesia harus belajar dari kekalahan menyakitkan 1-5 melawan Australia jika ingin meraih kemenangan saat menghadapi Bahrain pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini, yang akan dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Selasa malam, mampu menjadi titik balik bagi tim Garuda, dengan pelatih Patrick Kluivert diharapkan bisa mengantarkan skuadnya ke jalur kemenangan. Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, berikut adalah lima hal yang harus dihindari oleh timnas Indonesia saat melawan Bahrain.
-
Parade Blunder atau Kecerobohan Pemain
Dalam pertandingan melawan Australia, Indonesia menunjukkan sejumlah kesalahan fatal yang berakibat pada gol lawan. Kecerobohan Nathan Tjoe-A-On dan assist tak sengaja dari Thom Haye menjadi contoh nyata bagaimana kesalahan individu dapat merugikan tim. Timnas harus lebih fokus dan konsisten untuk menghindari blunder yang dapat memberikan keuntungan bagi lawan. -
Kegagalan Memanfaatkan Peluang
Satu hal yang krusial dalam laga besar adalah kemampuan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Kevin Diks yang gagal mengeksekusi penalti menjadi salah satu sorotan. Jika saja penalti tersebut berhasil, momentum pertandingan bisa berpihak kepada Indonesia. Timnas harus lebih efisien dalam menyelesaikan peluang, agar tidak membuang kesempatan untuk mencetak gol. -
Blunder yang Menguntungkan Lawan
Kesalahan dalam penguasaan bola dan pengeluaran umpan yang tidak tepat menyebabkan Indonesia memberi peluang emas kepada Australia. Gol kedua yang dicetak oleh Nishan Velupillay adalah contoh klasik, di mana permainan Indonesia membuat lawan mudah mencetak gol. Timnas perlu lebih berhati-hati dalam distribusi bola agar tidak memberikan ‘santapan lezat’ bagi lawan. -
Antisipasi Tendangan Sudut yang Buruk
Salah satu kelemahan yang terlihat jelas dalam laga melawan Australia adalah buruknya antisipasi terhadap tendangan sudut. Dua gol yang dicetak melalui situasi set-piece menunjukkan betapa lemah Indonesia dalam duel bola udara. Data menunjukkan timnas hanya berhasil menang dalam 35 persen duel udara, di bawah rata-rata lawan. Oleh karena itu, peningkatan dalam hal ini sangat diperlukan agar tidak kebobolan dengan cara yang sama. - Pola Penyerangan yang Harus Ditingkatkan
Penguasaan bola yang tinggi seharusnya diikuti oleh kreasi peluang yang lebih baik. Dalam pertandingan sebelumnya, Indonesia mengalami kesulitan untuk menjangkau kotak penalti lawan meskipun mampu menguasai bola hingga 60 persen. Angka dua tembakan tepat sasaran dari sebelas percobaan sangat rendah, dan menandakan bahwa pemain harus lebih tajam dalam menyerang. Konsistensi dalam membuat peluang dan penyelesaian akhir yang lebih baik menjadi kunci untuk meraih keberhasilan di laga penting ini.
Melihat dari catatan tersebut, timnas Indonesia dituntut untuk meningkatkan fokus dan disiplin di semua aspek permainan. Pertandingan melawan Bahrain bukan saja sebagai ajang pembuktian untuk Kluivert, melainkan juga sebagai kesempatan bagi tim untuk membangkitkan semangat dan mengejar impian tampil di Piala Dunia 2026. Jika kelima kesalahan di atas dapat dihindari, harapan untuk meraih hasil positif semakin terbuka lebar.