5 Kebijakan Gila-gilaan Donald Trump Dalam Sebulan Kembali Jadi Presiden

Donald Trump memulai kembali masa kepresidenannya dengan langkah-langkah yang kontroversial dan berani, menciptakan kepanikan dalam masyarakat serta di tengah jajaran pejabat pemerintah AS sendiri. Sejak dilantik kembali pada Januari lalu, Trump langsung memperkenalkan sejumlah kebijakan yang berpotensi mengubah peta sosial, politik, dan ekonomi negara tersebut. Berikut adalah daftar kebijakan yang menuai kontroversi dalam bulan pertama kepemimpinannya.

Pemecatan massal menjadi langkah pertama yang dikeluarkan Donald Trump. Pemerintahannya melakukan pemecatan ribuan pegawai federal, mencakup berbagai lini, mulai dari ilmuwan medis, pakar infrastruktur energi, hingga personel FBI. Hal ini menimbulkan kecemasan, terutama di Biro Perlindungan Keuangan Konsumen, di mana karyawan melaporkan upaya pemerintah untuk bukan hanya memangkas tenaga kerja, tetapi juga menghapus data penting yang telah dikumpulkan selama 12 tahun terakhir. Kebijakan ini menunjukkan ambisi Trump untuk merampingkan birokrasi, namun juga mempertaruhkan banyak proses dan sistem yang telah ada.

Di hari pelantikan, serangkaian gugatan hukum terhadap kebijakan baru Trump langsung dimulai. Hingga kini, sekitar 70 tuntutan hukum diajukan menentang perintah eksekutif Trump dan langkah-langkah efisiensi pemerintahan. Meskipun Kongres yang didominasi Partai Republik tampak sedikit menentang, banyak hakim yang sudah mengeluarkan perintah untuk memblokir beberapa aspek dari agenda Trump, termasuk perintah tentang kewarganegaraan yang diberikan untuk orang-orang yang lahir di AS dan akses tim Elon Musk ke data federal yang sensitif.

Dengan kebijakan yang memicu berbagai respon negatif, prospek ekonomi Amerika juga menimbulkan tanda tanya. Data ekonomi terbaru menunjukkan inflasi mengalami kenaikan sebesar 0,5% pada Januari 2025 ini. Abstrak lainnya memperlihatkan bahwa indeks harga konsumen melonjak 4,5% dalam tiga bulan terakhir, memunculkan kekhawatiran mengenai pemanasan inflasi yang dapat berdampak negatif pada daya beli masyarakat. Penurunan penjualan ritel sebesar 0,9% pada bulan yang sama menjadi sinyal melemahnya kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi.

Trump juga kembali menggelar perang dagang, mempengaruhi hubungan dagang AS dengan negara lain. Setelah menerapkan tarif pada barang-barang Tiongkok, kini ia berencana mengenakan pajak impor baru pada Kanada dan Meksiko, serta menyusun tarif yang lebih tinggi untuk produk lain, termasuk mobil, chip komputer, dan farmasi. Banyak negara memandang pendekatan ini tidak adil, karena tarif yang dikenakan Trump jauh lebih tinggi dibandingkan tarif standar di Eropa. Kebijakan tarif ini berpotensi memicu ketegangan perdagangan yang lebih besar di tingkat internasional.

Di sisi luar negeri, Trump memperkenalkan tatanan dunia baru dengan memulai pembicaraan telepon dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin, yang terfokus pada konflik di Ukraina. Meskipun Trump memulai langkah untuk merundingkan perdamaian, tantangan yang dihadapi masih signifikan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan bahwa ia tidak akan bertemu dengan Putin hingga ada kesepakatan konkret dari Trump, sementara reaksi keras datang dari Eropa yang merasa dikesampingkan dalam rencana perdamaian ini.

Dengan semua kebijakan ini, Donald Trump berusaha meredefinisi peran AS di dunia, tetapi langkah-langkah tersebut menyebabkan gejolak di dalam negeri dan kekhawatiran di mata internasional. Dalam ringkasan, bulan pertama Trump kembali menjabat membawa berbagai kebijakan yang bukan hanya menyulut kontroversi, tetapi juga meningkatkan ketidakpastian di kalangan masyarakat AS dan komunitas global. Pertanyaannya adalah, bagaimana dampak jangka panjang dari kebijakan-kebijakan ini terhadap AS dan dunia?

Back to top button