
Jakarta, Octopus – Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kebiasaan belanja yang tanpa disadari dapat menguras saldo dompet. Pakar keuangan dan pengelolaan hidup hemat asal Amerika Serikat, Austin Williams, menyebutkan bahwa jutaan rupiah dapat terbuang sia-sia setiap tahunnya akibat pengelolaan finansial yang tidak tepat. Terlebih, kebiasaan-kebiasaan tersebut sering kali dianggap sepele dan tidak merugikan, padahal sebenarnya berdampak signifikan dalam pengeluaran sehari-hari.
Mengacu pada artikel yang diterbitkan oleh GOBanking Rates, ada lima kebiasaan belanja yang perlu diwaspadai karena dapat membuat pengeluaran membengkak. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai kebiasaan-kebiasaan tersebut dan upaya menghindarinya.
Membeli Barang yang Tak Pernah Digunakan
Salah satu kebiasaan belanja yang paling merugikan adalah membeli barang yang tidak pernah digunakan. Misalnya, membeli camilan sehat seperti hummus dan wortel karena dianggap pilihan yang baik, tetapi akhirnya barang-barang tersebut tidak dimakan. Menurut Williams, uang yang dikeluarkan untuk barang-barang semacam itu bisa dialihkan untuk tabungan atau investasi.Mengeluarkan Uang Terlalu Banyak untuk Hal yang Sama
Banyak orang yang melakukan pembelian berulang atas barang atau layanan yang sama. Contohnya, kebiasaan makan di luar yang menghabiskan ratusan ribu rupiah setiap minggu. Meskipun makan di luar adalah cara menyenangkan untuk bersantai, Williams menyarankan untuk mengurangi frekuensi makan di luar agar lebih hemat, sekaligus tetap nikmat.Tidak Punya Solusi Murah
Salah satu penyebab pengeluaran yang tidak perlu adalah kurangnya kreativitas dalam menemukan solusi hemat. Banyak orang lebih memilih jajan di luar daripada memasak di rumah. Williams menyarankan metode seperti batch cooking, yaitu memasak dalam jumlah banyak sekaligus untuk beberapa hari. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi sering jajan dan tetap bisa menikmati makanan sehat di rumah.Tidak Punya Aturan Belanja
Memiliki aturan belanja yang ketat dapat membantu mengendalikan pengeluaran. Misalnya, tidak makan di luar lebih dari sekali sehari bisa menjadi panduan yang efektif untuk menekan biaya belanja. Aturan sederhana ini dapat membantu menghindari keputusan impulsif yang seringkali merugikan.- Tidak Membatasi Jumlah Pengeluaran
Salah satu kesalahan umum dalam pengelolaan keuangan adalah tidak menetapkan batas pengeluaran. Williams menganjurkan untuk mengatur batas maksimal pengeluaran, misalnya Rp1 juta per bulan untuk belanja pakaian. Menetapkan batas ini akan membuat Anda lebih waspada saat menghadapi diskon atau tren baru yang bisa membujuk untuk berbelanja lebih.
Menghadapi berbagai kebiasaan belanja yang merugikan, penting untuk menyadari dampaknya terhadap keuangan pribadi. Dengan mengenali dan mengubah kebiasaan tersebut menjadi lebih hemat, individu dapat lebih bijaksana dalam mengeluarkan uangnya. Ingatlah, mengatur keuangan bukanlah tentang pengorbanan, tetapi lebih kepada penerapan strategi yang tepat agar setiap rupiah yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat maksimal.
Dengan meningkatnya kesadaran dalam pengelolaan keuangan pribadi, masyarakat dapat berinvestasi lebih baik dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan lebih penting, seperti pendidikan, perjalanan, atau simpanan masa depan. Kini saatnya untuk mereview kembali kebiasaan belanja Anda dan beralih ke praktik yang lebih efisien dan hemat.