5 Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan Orang Tua ke Anak, Waspada!

Orang tua diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata ketika berbicara dengan anak, terutama saat suasana hati sedang tidak baik. Hal ini karena beberapa perkataan yang dianggap sepele justru dapat berdampak besar terhadap perkembangan mental dan emosional anak. Mengacu pada informasi yang disampaikan oleh The Mom Psychologist, terdapat lima kalimat yang sangat tidak disarankan untuk diucapkan oleh orang tua kepada anak, karena dapat mengganggu kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.

Pertama, kalimat “Kamu membuat Mama/Papa marah!” harus dihindari. Kalimat ini dapat membuat anak merasa bertanggung jawab atas emosi orang tua, sehingga timbul rasa bersalah atau cemas yang tidak perlu. Sebagai alternatif yang lebih konstruktif, orang tua bisa mengungkapkan, “Mama/Papa merasa marah sekarang dan butuh waktu sebentar untuk menenangkan diri.” Dengan cara ini, anak diajarkan bahwa emosi adalah tanggung jawab pribadi dan pentingnya mengelola perasaan dengan sehat.

Kedua, ungkapan seperti “Bodoh banget, ini aja tidak bisa. Kamu payah diatur.” dapat merusak harga diri anak dan menghilangkan kepercayaan diri mereka. Kalimat ini bisa membuat anak merasa tidak kompeten. Sebagai penggantinya, orang tua dapat mengatakan, “Sepertinya ini sulit buatmu, tapi kita bisa berlatih bersama supaya lebih baik.” Hal ini membantu anak memahami bahwa kesulitan adalah bagian dari proses belajar dan bukan cerminan dari nilai diri mereka.

Ketiga, membandingkan anak dengan saudaranya seperti “Kenapa kamu tidak bisa seperti kakakmu?” juga sangat berbahaya. Perbandingan semacam itu dapat menimbulkan rasa iri, rendah diri, bahkan kebencian terhadap saudara kandung. Sebagai pengganti yang lebih positif, orang tua bisa mengatakan, “Mama senang karena kamu sudah berusaha. Mama dan Papa bangga padamu!” Ini memotivasi anak untuk berkembang tanpa merasa harus bersaing dengan orang lain.

Keempat, kalimat “Jangan menangis, itu hanya masalah kecil. Jangan cengeng.” sebaiknya dihindari karena dapat meremehkan perasaan anak. Menjaga validitas emosi anak adalah penting agar mereka tidak merasa tertekan untuk menahan perasaan mereka di masa depan. Orang tua dianjurkan untuk mengatakan, “Aku tahu ini sulit buatmu. Mau cerita ke Mama/Papa tentang apa yang kamu rasakan?” Dengan memberikan dukungan dan ruang bagi anak untuk mengekspresikan emosi mereka, orang tua berkontribusi pada kesehatan emosional anak.

Kelima, pernyataan seperti “Kalau kamu nakal, Mama/Papa tidak akan sayang lagi.” dapat menciptakan ketakutan pada anak bahwa kasih sayang orang tua bersifat bersyarat. Ini dapat mengakibatkan perilaku mencari perhatian yang tidak sehat. Sebagai alternatif, orang tua bisa berkata, “Mama/Papa tidak suka saat kamu melakukan hal ini, tapi aku tetap menyayangimu.” Ungkapan ini menegaskan cinta tanpa syarat dan memberikan kesempatan bagi anak untuk memperbaiki perilaku mereka.

Perkataan yang diucapkan kepada anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosional dan kepercayaan diri mereka. Dengan mengganti kalimat-kalimat negatif tersebut dengan ungkapan yang lebih positif dan mendukung, orang tua dapat membantu anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih baik dan kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Ini menjadi tanggung jawab besar bagi orang tua dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung bagi pertumbuhan anak-anak mereka. Menyadari dampak dari kata-kata yang diucapkan kepada anak adalah langkah penting dalam mendidik generasi yang lebih baik di masa depan.

Back to top button