
Kanker payudara menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dengan laporan dari Global Cancer Observatory yang menyebutkan bahwa negara ini memiliki salah satu tingkat penderita kanker tertinggi. Pada tahun 2022, lebih dari 408 ribu kasus kanker tercatat di Indonesia, dan hampir 242 ribu di antaranya berujung pada kematian. Di antara berbagai jenis kanker, kanker payudara adalah yang paling umum menyerang perempuan, di mana banyak pasien yang terdiagnosis pada stadium lanjut, mengurangi peluang keberhasilan pengobatan.
Karena berbagai faktor, meningkatnya jumlah penderita kanker payudara di Indonesia juga disertai dengan tren pengobatan ke luar negeri. Berikut adalah lima alasan utama mengapa banyak penderita kanker payudara memilih untuk berobat ke luar negeri.
1. Diagnosis yang Akurat dan Tepat
Keberhasilan pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada ketepatan diagnosis. Dr. Henry Oscar, seorang Konsultan Radiologi, menekankan pentingnya proses imaging yang akurat untuk menentukan langkah medis selanjutnya. Menurutnya, tanpa diagnosis yang jelas, pengobatan yang diberikan tidak akan optimal. Dr. Peter Ang, Konsultan Senior Onkologi Medis, menambahkan bahwa deteksi dini dan evaluasi yang tepat dapat secara signifikan memperbaiki hasil pengobatan dan memberikan pasien harapan hidup yang lebih baik.
2. Teknologi Imaging yang Canggih
Teknologi canggih dalam imaging sangat penting dalam diagnosis kanker payudara. Misalnya, di Pusat Radiologi Lanjutan di Singapura, tim ahli tidak hanya dilengkapi dengan teknologi mutakhir, tetapi juga mampu melakukan interpretasi hasil dengan akurat. Ini memungkinkan dokter untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan efektif dalam merencanakan pengobatan, sekaligus mempercepat pemulihan pasien.
3. Pendekatan Bedah yang Presisi
Perawatan di luar negeri juga menawarkan pendekatan bedah yang lebih presisi. Di Pusat Bedah Payudara, metode seperti lumpectomy dan mastectomy dilakukan dengan teknik onkoplastik yang modern. Prosedur minimal invasif dan biopsi terpadu dirancang untuk memastikan diagnosis yang komprehensif dari tahap awal, sehingga mempercepat proses pemulihan pasien pasca-operasi.
4. Terapi Personalisasi hingga Terapi Target
Pengobatan kanker payudara di luar negeri sering kali mencakup terapi personalisasi yang disesuaikan dengan karakteristik biologis masing-masing pasien. Konsultan Senior di bidang Bedah Payudara, Dr. Tang Siau-Wei, menjelaskan bahwa keberhasilan perawatan bisa sangat bergantung pada strategi yang tepat yang diterapkan sejak awal diagnosis hingga terapi. Kesempatan untuk memasuki uji klinis terbaru juga menjadi daya tarik bagi pasien yang mencari pengobatan yang lebih efektif.
5. Waktu Pengobatan yang Fleksibel
Salah satu faktor yang membuat pengobatan di luar negeri semakin diminati adalah waktu pengobatan yang lebih fleksibel. Kerjasama antara fasilitas seperti Solis, Luma, dan OncoCare memungkinkan akses cepat ke layanan perawatan kanker payudara kelas dunia dengan waktu tunggu yang minimal. Ini penting untuk penderita yang tidak ingin menunggu lama untuk mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.
Dengan demikian, berbagai faktor seperti akurasi diagnosis, penggunaan teknologi tinggi, pendekatan bedah presisi, pengobatan yang dipersonalisasi, serta fleksibilitas waktu pengobatan menjadi alasan kuat mengapa banyak penderita kanker payudara dari Indonesia memilih berobat ke luar negeri. Pada akhirnya, keinginan untuk mendapatkan perawatan yang optimal dan meningkatkan peluang kesembuhan menjadi motivasi utama dalam pengambilan keputusan medis para pasien ini.