400 Ribu Orang Padati Lapangan Santo Petrus untuk Pemakaman Paus

Vatikan, Octopus – Hari ini, Lapangan Santo Petrus di Vatikan dipenuhi oleh sekitar 400.000 orang yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang meninggal pada tanggal 21 April 2025. Kepergian Paus yang berusia 88 tahun ini menandai momen bersejarah bagi 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Acara yang berlangsung khidmat ini menarik perhatian banyak tokoh penting, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang hadir bersama lebih dari 50 kepala negara lainnya.

Jutaan orang, baik yang hadir langsung maupun yang mengikuti siaran langsung, menyaksikan upacara pemakaman yang emosional ini. Para pelayat memadati jalan-jalan Roma, menciptakan atmosfer haru dimana banyak dari mereka terlihat menangis mengenang jasa Paus Fransiskus.

Setelah prosesi pemakaman, peti jenazah Paus Fransiskus, yang terbuat dari kayu polos, dibawa secara perlahan menuju gereja Santa Maria Maggiore. Di sana, peti tersebut dimakamkan dalam sebuah upacara pribadi. Sebelum dimakamkan, para kardinal menandai peti jenazah tersebut dengan segel lilin merah, menandakan penghormatan terakhir mereka kepada pemimpin spiritual mereka.

Maria Vicente, seorang warga Guatemala yang hadir dalam pemakaman, mengungkapkan perasaannya. “Saya sangat sedih. Sungguh mengharukan bahwa dia meninggalkan kita seperti itu,” ungkapnya sambil memegang rosario. Makam Paus Fransiskus pun hanya bertuliskan satu kata, “Franciscus,” yang merupakan nama kepausannya dalam bahasa Latin.

Acara ini juga menjadi momen bersejarah ketika Presiden Trump bertemu dengan beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan ini menjadi signifikan, mengingat ini adalah interaksi pertama mereka setelah beberapa ketegangan sebelumnya dalam hubungan bilateral mereka.

Kehadiran berbagai tokoh penting dalam pemakaman ini mencerminkan pengaruh dan peranan Paus Fransiskus di panggung dunia. Sebagai pemimpin Gereja Katolik, beliau dikenal karena ajarannya yang berfokus pada toleransi, kerukunan, dan kepedulian terhadap yang kurang beruntung. Warisan ajarannya tentu akan terus dikenang oleh umat Katolik dan masyarakat di seluruh dunia.

Selain dari pelayat, upacara ini juga disaksikan oleh ribuan orang lainnya yang mengikuti dari luar Lapangan Santo Petrus. Atmosfer haru dan belasungkawa terasa di antara para pelayat yang mengenakan busana hitam dan membawa simbol-simbol keagamaan. Dengan demikian, pemakaman Paus Fransiskus tidak hanya menjadi momen perpisahan, tetapi juga perayaan kehidupan dan ajarannya yang telah menginspirasi banyak orang.

Dengan satu suara, umat Katolik di seluruh dunia berkumpul untuk merayakan jasa dan dedikasi Paus yang telah mengabdikan hidupnya untuk pelayanan. Dalam mendalami warisan yang ditinggalkannya, umat diharapkan dapat meneruskan ajaran-ajarannya, serta menjaga nilai-nilai yang dijunjung tinggi selama kepemimpinannya.

Keberadaan Paus Fransiskus tidak hanya menjadi simbol spiritual bagi umat Katolik, tetapi juga menjadi jembatan bagi dialog antara budaya dan agama di seluruh dunia. Dengan pemakaman ini, dunia kehilangan sosok pemimpin yang mampu menggerakkan banyak orang untuk berbuat baik dan selama hidupnya, selalu menantang ketidakadilan dengan kasih sayang dan pengertian.

Berita Terkait

Back to top button