34 Rumah Hancur akibat Pergerakan Tanah di Cineam, Tasikmalaya

Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan pergerakan tanah di Dusun Margamulya, Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Peristiwa ini berdampak pada 34 rumah, di mana 10 di antaranya dalam kondisi sangat terancam. Dua Kepala Keluarga (KK) pun terpaksa mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman. Kejadian ini merupakan pengulangan dari pergerakan tanah yang pernah terjadi puluhan tahun lalu, namun kali ini tercatat sebagai salah satu yang paling parah.

Camat Cineam, Amir Sudayana, menjelaskan bahwa pergerakan tanah ini disebabkan oleh kontur tanah yang labil, ditambah dengan adanya lembah dan rongga patahan yang membuat wilayah tersebut sangat rentan terhadap bencana. “Kejadian serupa telah terjadi selama puluhan tahun, namun dampak yang dirasakan saat ini adalah yang terburuk. Setiap malam, pergerakan tanah ini tercatat mencapai satu sentimeter,” ujar Amir pada Sabtu, 15 Februari 2025.

Dalam pengecekan yang dilakukan oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dokumentasi awal hanya mencatat 23 rumah yang terdampak. Namun, seiring dengan perkembangan situasi, jumlah tersebut meningkat menjadi 34 rumah yang mengalami kerusakan, termasuk tembok, lantai rumah, masjid, jalan, dan asrama santri. “Kami terus melakukan pengawasan di lokasi, dan siap membantu warga yang terdampak,” kata Amir.

Dalam upaya penanganan bencana, BPBD, TNI, Polri, Brimob Polda Jabar, relawan, dan masyarakat setempat bersinergi untuk menjaga keselamatan warga. Mereka melakukan ronda malam guna mengawasi gerakan tanah yang masih terus berlangsung dan berpotensi mengancam keselamatan warga di Dusun Margamulya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis Riswandi, menegaskan pentingnya kesiapan masyarakat menghadapi situasi bencana. “Kami menghimbau agar warga tidak panik. Informasi mengenai situasi terkini terus kami komunikasikan, termasuk surat resmi kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk upaya mitigasi lebih lanjut,” ungkap Abdul.

Walaupun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, masyarakat merasakan dampak pergerakan tanah tersebut. Kejadian ini semakin mengkhawatirkan ketika atap genting rumah terdengar bersuara keretek, menambah rasa cemas di kalangan warga yang tinggal di daerah tersebut. Situasi ini menuntut perhatian serius dari pihak berwenang untuk memberikan bantuan yang diperlukan serta rencana relokasi bagi warga yang rumahnya berada dalam kondisi sangat terancam.

Kondisi tersebut merupakan pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kesadaran terhadap bencana alam, terutama di daerah rawan seperti Cineam. Dengan adanya pergerakan tanah yang kian meningkat, masyarakat diharapkan tetap waspada dan proaktif dalam melindungi diri dan keluarga.

Pengawasan dan bantuan dari berbagai instansi menjadi kunci dalam menghadapi bencana ini. Melalui koordinasi yang baik, diharapkan pemerintah dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mencegah risiko serupa di masa depan, serta memperkuat ketahanan masyarakat terhadap ancaman bencana alam.

Kondisi ini masih akan terus dipantau, dan informasi mengenai perkembangan lebih lanjut akan segera diupdate oleh pihak terkait untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi warga Dusun Margamulya di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button