
Merokok terus menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, di mana lebih dari 300.000 kematian per tahun disebabkan oleh berbagai penyakit kronis yang terkait dengan kebiasaan ini, seperti kanker paru-paru, jantung koroner, dan stroke. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok tertinggi kedua di dunia, dan proyeksi menunjukkan prevalensi perokok akan meningkat dari 31,7 persen pada tahun 2000 menjadi 37,5 persen pada tahun 2025. Meskipun banyak yang menyadari dampak negatifnya, banyak perokok yang kesulitan untuk berhenti.
Lima cara yang efektif untuk berhenti merokok telah diidentifikasi dan dapat membantu meningkatkan kemungkinan sukses bagi mereka yang ingin mengubah kebiasaan buruk ini.
Pertama, meneguhkan komitmen dan tujuan menjadi langkah awal yang krusial. Perokok perlu membangun komitmen pribadi untuk berhenti, serta menetapkan alasan yang kuat. Misalnya, mereka dapat mencatat alasan-alasan seperti untuk meningkatkan kesehatan, menghemat uang, atau melindungi keluarga dari bahaya asap rokok. Menetapkan tanggal berhenti dan mempersiapkan diri secara mental dapat memberikan dorongan yang diperlukan saat menghadapi godaan.
Kedua, menghindari pemicu dan mengubah kebiasaan sehari-hari juga sangat penting. Banyak perokok merokok secara otomatis dalam situasi tertentu, seperti saat minum kopi atau setelah makan. Dengan mengidentifikasi pemicu-pemicu ini dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih sehat, seperti mengunyah permen karet atau olahraga, perokok dapat membangun rutinitas baru yang tidak terkait dengan merokok.
Ketiga, mencari dukungan sosial dan profesional dapat meningkatkan peluang keberhasilan. Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas memainkan peran besar dalam membantu seseorang berhenti merokok. Bergabung dengan grup dukungan atau konsultasi dengan tenaga medis yang dapat merekomendasikan terapi juga merupakan langkah yang positif.
Keempat, penggunaan terapi nikotin untuk mengatasi gejala putus nikotin adalah metode yang banyak digunakan. Terapi Pengganti Nikotin (NRT) seperti permen karet atau plester dapat membantu mengurangi rasa sakit saat mencoba berhenti. Obat-resep non-nikotin juga tersedia untuk membantu mengurangi keinginan merokok.
Kelima, menerapkan metode pengurangan risiko menawarkan pendekatan yang realistis bagi perokok berat yang belum mampu berhenti sepenuhnya. Produk seperti rokok elektrik dan tembakau yang dipanaskan mengurangi paparan zat beracun yang terdapat dalam rokok konvensional. Menurut penelitian yang dimuat dalam Cochrane Library, produk-produk ini merupakan alternatif yang lebih aman dan dapat membantu perokok beralih dari kebiasaan merokok.
Ketua Aliansi Vaper Indonesia, Wiratna Eko Indra Putra, menekankan pentingnya edukasi tentang manfaat produk tembakau alternatif. Masyarakat perlu diberikan informasi yang benar mengenai risiko produk ini dibandingkan dengan rokok yang dibakar, agar para perokok dapat lebih mudah menjalani proses penghentian. Edukasi yang tepat dapat mencegah ketidakpercayaan di kalangan perokok dewasa dan memungkinkan mereka untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko.
Sebagai langkah selanjutnya, individu yang ingin berhenti merokok disarankan untuk memulai dengan meneguhkan komitmen mereka, menghindari pemicu, dan aktif mencari dukungan. Dengan kombinasi teknik ini, proses berhenti merokok dapat menjadi sambil lebih mudah, dan yang paling penting, mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh kebiasaan berbahaya ini.