Selama bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa yang tidak hanya menguji kesabaran, tetapi juga memberikan tantangan bagi kesehatan. Peralihan dari pola makan tiga kali sehari ke hanya dua kali, yaitu sahur dan berbuka, memerlukan perhatian ekstra dalam menjaga asupan gizi dan keseimbangan nutrisi. Dalam konteks ini, dr. Nadia Alaydrus, seorang dokter dan kreator kesehatan, membagikan tiga tips yang dapat membantu menjaga nutrisi seimbang selama bulan puasa.
Pertama, dr. Nadia menekankan pentingnya berbuka puasa dengan buah yang manis dan alami. Ia menyarankan untuk memilih sumber manis alami seperti buah-buahan, khususnya kurma. “Selama berpuasa, gula darah kita dapat berpotensi menurun, sehingga mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi secara langsung bisa membuat kadar gula darah kita melonjak secara drastis,” ujar dr. Nadia. Hal ini dapat memicu lonjakan insulin yang berujung pada rasa lapar yang lebih cepat. Sebagai rekomendasi, konsumsi tiga butir kurma saat berbuka akan memberikan energi yang cukup tanpa risiko lonjakan gula darah yang berlebihan. Selain itu, dr. Nadia juga mengingatkan untuk menghindari buah kaleng atau jus kemasan yang mengandung tambahan gula.
Kedua, dr. Nadia menjelaskan tentang pentingnya mengatur urutan makan. Banyak orang sering merasa lapar meski sudah makan cukup saat berbuka. Ini bisa disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai Post Prandial Hiperglikemi, di mana kadar gula darah meningkat setelah makan. Untuk mencegah rasa lapar yang cepat datang, ia menyarankan agar urutan makan dimulai dengan sayur-sayuran, diikuti dengan protein, lemak, dan terakhir karbohidrat sederhana. “Kunyahlah makanan dengan perlahan, karena kebiasaan ini dapat membantu pencernaan dan mencegah konsumsi berlebih,” tambahnya.
Ketiga, dr. Nadia mengingatkan untuk seimbang dalam mengisi piring makan. Walaupun banyak hidangan khas Ramadhan yang menggugah selera, penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi. Ia menyarankan untuk membagi piring menjadi tiga bagian: sepertiga piring untuk karbohidrat, kemudian separuh untuk protein dan sayur-sayuran. Makanan seperti gorengan dan camilan manis sebaiknya dibatasi karena sering kali mengandung kalori tinggi dengan sedikit nilai gizi.
“Meski kita bisa menikmati makanan yang enak, tetaplah ingat untuk mengontrol asupan kalori harian agar tidak melebihi kebutuhan tubuh,” jelasnya. Dalam situasi ini, memilih bahan makanan yang lebih alami dan sehat, mengganti produk olahan dengan bahan-bahan mentah yang lebih bergizi, juga menjadi strategi penting dalam menjalani puasa dengan sehat.
Dengan menerapkan ketiga tips ini—memilih sumber manis alami saat berbuka, mengatur urutan makan, dan menyeimbangkan nutrisi pada saat sahur dan berbuka—para penggiat puasa dapat menikmati keindahan bulan Ramadhan dengan tetap menjaga kesehatan tubuh. Ibadah puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga sebuah kesempatan untuk menumbuhkan kesadaran lebih terhadap pola makan dan gaya hidup sehat. Dengan perhatian yang tepat, puasa bisa menjadi cara untuk memperbaiki kedisiplinan dan keharmonisan antara ruhani dan jasmani.