12 Kelurahan di Palangka Raya Masih Terjerat Banjir, Warga Khawatir

Banjir akibat luapan Sungai Rungan dan Sungai Kahayan masih menjadi ancaman serius bagi warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya mencatat bahwa pada tanggal 14 Maret 2023, terdapat 14 kelurahan yang terdampak banjir. Namun, kini jumlah tersebut berkurang menjadi 12 kelurahan. Ketinggian air di beberapa titik masih berkisar antara 10 hingga 30 cm, menyebabkan sejumlah rute akses jalan terputus dan aktivitas masyarakat terganggu.

Plt. Kalaksa BPBD Palangka Raya, Hendrikus Setya Budi, menjelaskan bahwa banjir ini menyebabkan dampak signifikan pada mobilitas masyarakat. "Akses jalan di sejumlah wilayah terputus dan aktivitas masyarakat mulai terganggu," ujar Hendrikus. Saat ini, beberapa kelurahan di bantaran sungai yang paling terpengaruh antara lain:

  1. Kecamatan Jekan Raya:

    • Kelurahan Palangka
    • Kelurahan Bukit Tunggal
    • Kelurahan Petuk Ketimpun
  2. Kecamatan Bukit Batu:

    • Kelurahan Marang
    • Kelurahan Tumbang Tahai
  3. Kecamatan Pahandut:

    • Kelurahan Langkai
    • Kelurahan Tanjung Pinang
    • Kelurahan Pahandut
    • Kelurahan Pahandut Seberang
  4. Kecamatan Sabangau:
    • Kelurahan Kameloh Baru
    • Kelurahan Bereng Bengkel
    • Kelurahan Danau Tundai

Menurut pemantauan yang dilakukan oleh BPBD, kawasan dengan kedalaman air cukup parah terdeteksi di Flamboyan Bawah di Kelurahan Langkai dan Jalan Mendawai di Kelurahan Palangka. Keadaan ini menyebabkan beberapa akses jalan terputus, yaitu di Jalan Ramses, Jalan Marang Bawah, Jalan Petuk Katimpun, hingga Jalan Danau Rangas dan sekitarnya.

Sebagai langkah antisipasi untuk kesiapsiagaan bencana lebih lanjut, BPBD Palangka Raya telah melakukan pemantauan lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Hendrikus mengungkapkan, "Kami telah menyiapkan rencana untuk mendirikan tenda pengungsian jika debit air terus meningkat." Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi warga yang mungkin terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Heri Fauzi, menekankan pentingnya koordinasi antara masyarakat dan aparat setempat. "Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menjaga keselamatan, serta berkoordinasi dengan RT/RW dan pemerintah daerah," tuturnya. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk memperhatikan keamanan aliran listrik untuk menghindari risiko korsleting dan berhati-hati terhadap hewan melata yang sering muncul saat banjir.

Dalam situasi ini, warga diharapkan untuk tetap mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang dan segera mengungsi jika situasi di rumah semakin tidak memungkinkan. Kejadian ini menjadi pengingat tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, sekaligus mendorong masyarakat untuk bersinergi dalam menghadapi tantangan yang datang.

Dengan pemantauan intensif dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, diharapkan masyarakat Kota Palangka Raya dapat melalui masa sulit ini, dan akses jalan serta aktivitas masyarakat dapat kembali pulih setelah situasi membaik.

Back to top button