11 Jasad Pendulang Emas Korban KKB Ditemukan Mengenaskan!

Sebelas jenazah pendulang emas yang menjadi korban kebiadaban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan, telah ditemukan di lima lokasi berbeda. Insiden tragis tersebut diduga dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Elkius Kobak. Total 16 orang dilaporkan tewas dalam serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah terpencil ini.

Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, memberikan rincian mengenai lokasi penemuan jenazah. Satu jenazah ditemukan di Kabupaten Pegunungan Bintang, dua jenazah di Camp 22, satu jenazah di Muara Kum, lima jenazah di dua titik di Kampung Binki, dan dua jenazah di Tanjung Pamali. Penemuan jenazah-jenazah ini menambah daftar panjang kekerasan yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari RS Bhayangkara Jayapura dan RSUD Dekai telah selesai melakukan otopsi terhadap tiga jenazah yang berhasil dievakuasi. Dari hasil identifikasi, dua korban berhasil dikenali, yakni seorang bernama Wawan dari lokasi Camp 22 dan seorang lainnya bernama Stenli dari Muara Kum. Sementara satu jenazah lainnya masih dalam proses pencocokan data antemortem untuk diidentifikasi.

Kepala Operasi Damai Cartenz 2025 mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi jenazah yang semakin memburuk. “Jika dalam waktu dekat tidak ada keluarga yang menjemput jenazah teridentifikasi, pemakaman terpaksa dilakukan di Yahukimo. Ini semata-mata untuk menghindari kondisi jenazah yang semakin membusuk dan mengeluarkan cairan yang tidak sedap,” ungkapnya.

Peristiwa ini menggambarkan betapa rapuhnya situasi keamanan di Papua Pegunungan, di mana kekerasan oleh kelompok bersenjata sudah menjadi hal yang biasa. Selama bertahun-tahun, masyarakat setempat sering kali menjadi korban dari konflik bersenjata, yang menambah beban penderitaan di wilayah yang seharusnya damai.

Dari laporan yang diterima, serangan mendadak ini memperlihatkan bahwa kelompok bersenjata masih memiliki kekuatan untuk menjalankan aksi-aksi brutal di daerah terpencil. Hal ini menjadi perhatian penting bagi aparat keamanan untuk mengambil langkah-langkah strategis guna melindungi warga sipil dan mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.

Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang meresahkan masyarakat, agar mereka tidak terus menerus bertindak dengan impunitas. Keberadaan polisi dan aparat keamanan di sana harus ditingkatkan, dan dialog dengan masyarakat setempat juga perlu dilakukan untuk membantu membangun kedamaian yang lebih permanen.

Kondisi seperti ini tentunya tidak hanya menyedihkan bagi keluarga korban, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya penyelesaian konflik di Papua. Pemberian bantuan yang tepat kepada masyarakat, serta pemulihan pasca-konflik, merupakan langkah penting yang harus diambil guna mengurangi dampak kekerasan.

Terlepas dari tragedi ini, harapan tetap ada untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi penduduk setempat. Pihak berwenang diharapkan mampu merangkul semua elemen masyarakat untuk bersatu dalam menciptakan kedamaian di daerah yang telah lama menderita akibat perang berkepanjangan ini. Melalui kerjasama dan dialog konstruktif, masyarakat Papua Pegunungan bisa berharap akan masa depan yang lebih baik.

Berita Terkait

Back to top button